Percepat Ekspansi Bahan Baku Lokal, KRAKATAU POSCO Jalin Kerjasama dengan Bank Woori Saudara
KRAKATAU POSCO terus memperkuat daya saing di industri baja nasional melalui Nota Kesepahaman Financial Support dengan Bank Woori Saudara, anak perusahaan Woori Bank di Indonesia. MoU bertajuk “Dukungan Finansial untuk Meningkatkan Daya Saing Baja Indonesia” ditandatangani di kantor pusat Bank Woori Saudara, Jakarta, dihadiri Presiden Direktur KRAKATAU POSCO, Jung Bum-Su, dan CEO Bank Woori Saudara, Kim Eung-chul, bersama jajaran petinggi kedua perusahaan.
Melalui MoU ini, KRAKATAU POSCO akan menerima dukungan finansial sebesar USD 200 juta dari Bank Woori Saudara, yang mencakup pembiayaan rantai pasok (supply chain financing) dan kredit modal kerja untuk pengadaan bahan baku lokal. Langkah ini dilakukan seiring dengan upaya KRAKATAU POSCO dalam mengembangkan penggunaan sumber daya bijih besi dan coking coal lokal di Indonesia.
Dengan dukungan pendanaan yang terjaga, KRAKATAU POSCO optimis dapat meningkatkan daya saing dalam segi biaya, menghadapi tantangan impor baja dari Tiongkok, dan menjalin kemitraan strategis yang saling menguntungkan dengan Bank Woori Saudara.
Presiden Direktur KRAKATAU POSCO, Jung Bum-Su, menyatakan, “Melalui MoU ini, kami berhasil mengamankan pendanaan untuk mendukung target penggunaan hingga 30% bijih besi dan coking coal lokal pada tahun 2026. Langkah ini tidak hanya meningkatkan daya saing dalam segi biaya biaya, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia melalui pasokan baja yang stabil dan berkelanjutan.”
KRAKATAU POSCO pada tahun ini juga telah berhasil memperoleh peringkat investasi dari lembaga pemeringkat kredit internasional, yaitu S&P. Perusahaan juga sukses menerbitkan obligasi global senilai USD 700 juta. Dengan struktur keuangan dan profitabilitas yang semakin solid, KRAKATAU POSCO berkomitmen untuk terus mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan. Langkah kolaboratif ini menjadi bagian dari strategi KRAKATAU POSCO dalam mendukung keberlanjutan sektor baja nasional dan mempercepat ekspansi sumber bahan baku lokal di Indonesia.